Hi, Readers!
Enjoy Reading my blog.. don't hesitate to leave comments.. thanks! :). (Love my Life.)
July 10, 2008
Indahkah cinta itu? /6:00 AM
Cinta... apakah itu indah? menurut saya cinta itu indah. Cinta kepada Sang Pencipta, cinta kepada keluarga, cinta kepada kekasih ataupun cinta kepada teman. Kadang cinta dibumbui oleh sakit hati, kekecewaan, kesedihan, dan ketidakpuasan. Tetapi semua itu menurut saya tidaklah membuat cinta itu tidak indah, justru bumbu-bumbu tersebut membuat cinta semakin indah dan keindahan cinta terletak di rasa-rasa sedih tersebut. Coba bila kita sedih dan kecewa, pastilah butuh orang-orang tercinta yang bisa membuat kita menjadi semangat lagi, bangkit lagi dan berjuang lagi. Seperti juga jika kesedihan karena cinta yang sering dialami oleh manusia di dunia ini karena sakit hati lah, karena ditinggal kekasih meninggal atau perbedaan keyakinan yang menghalangi rasa kasih sayang dan cinta antara dua insan. Dan saya rasa perasaan tersebut adalah indahnya cinta karena bila tidak sakit bukan cinta namanya, kalau tidak sedih tidak indah namanya, kalau tidak merasa kehilangan bukan cinta namanya. Karena itu saya berusaha untuk selalu menerima kesedihan dan kesakitan dari sebuah cinta sebagai suatu kenikmatan cinta karena saya sedang merasakan keindahan dari cinta itu sendiri..
Cinta sungguh aneh buat saya. Tiap kali saya melihat cinta yang saya cari, selalu saja saya tidak bisa menggapainya karena banyaknya hal yang saya pikirkan. Sebenarnya saya mau-mau saja untuk memadu kasih dan sayang seperti yang saya lakukan dengan mantan-mantan saya sebelumnya. Tetapi bila berpacaran maka saya harus paling tidak mengeluarkan biaya lebih untuk menelfon si dia, mengajak makan si dia, jalan-jalan bareng si dia atau nonton bareng si dia. Bukannya saya perhitungan, pelit atau hemat, tetapi saya hanya berfikir secara realistis. Orang selalu bilang cinta itu selalu membuat otak kita menjadi tidak berfungsi dengan baik, dan karena alasan itu lah sampai sekarang saya masih belum bisa membuka hati saya untuk seseorang yang special di hati saya alias pacar.
"Saya tidak siap makan rumput", itu lah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan betapa susahnya saya dalam kondisi yang masih berstatus sebagai mahasiswa di Melbourne yang tiap bulannya saya yang dijatah oleh orang tua dengan duit jajan yang bisa dibilang cukup untuk saya sendiri dan kadang juga kurang. Kalau saya berpacaran disini maka sudah pasti saya akan kelaparan karena duit yang seharusnya dibuat makan, tetapi harus dihabiskan untuk berjalan-jalan bertelfon-telfon ria berjam-jam sampai kuping panas, dan saya sekali lagi belum siap makan rumput.
Dulu ketika saya bersekolah di Singapura, saya pernah sekali berpacaran disana dengan teman sekelas saya waktu itu. Hubungan yang pertamanya berjalan dengan lancar itu akhirnya berakhir juga karena saya yang masih "ditanggung" orang tua ini tidak mampu untuk membiayai operasional orang berpacaran. Sebenarnya saya mampu-mampu saja untuk membiayai dan mengeluarkan uang untuk biaya operasional berpacaran, tetapi saya juga kasihan sama mama papa saya yang kerja keras banting tulang demi anak-anaknya bersekolah yang layak dan di masa depan menjadi tumpuan harapan keluarga, dan uang juga pasti akan habis juga bila dibelanjakan melebihi budget yang sudah diberi oleh orang tua saya.
Memang saya rasa ada salah satu dari pembaca yang berfikir kalau saya ini perhitungan, pelit dan hemat. Memang saya akui saya hemat, tapi saya rela dan ikhlas bila ada teman-teman saya yang kesusahan dengan masalah keuangan, dan saya pasti bantu bila saya masih ada uang atau ada tabungan. Saya bukannya pelit tapi saya berfikir secara realistis. Mungkin kaum kaya yang bisa beli barang hanya dengan tinggal tunjuk susah untuk berfikir untung rugi bila melakukan suatu tindakan terhadap kondisi financial yang merupakan kunci untuk survive di dunia yang keras ini.
Seperti juga pengalaman sepupu saya yang nikah muda, karena lagi-lagi alasan cinta. Cinta yang mereka bina dalam biduk rumah tangga/ perkawinan, menurut saya tidak akan berjalan dengan mulus dikarenakan mereka memang masih lulusan SMP saja dan tidak meneruskan ke jenjang SMA. Kata sepupu saya, santai saja karena orang tua suaminya adalah orang yang punya banyak tanah di Jogja, tetapi ya susah lah untuk bisa bertahan hidup dengan bantuan orang tua, kalo saya jadi dia mendingan jadi jomblo daripada harus meminta uang dari orangtua padahal sudah menikah. Sungguh sangat memalukan! Tetapi setelah 3 tahun pernikahan sepupu saya tersebut akhirnya dia cerai juga dengan suaminya dan mereka bercerai lagi-lagi karena masalah financial.
Memang cinta tidak bisa kita jadikan tolok ukur kebahagiaan. Saya bahagia-bahagia saja menyandang status jomblo, saya masih punya banyak teman dan sahabat serta keluarga yang selalu ada buat saya ketika saya sepi, boring, bosan, sakit, gembira, sedih, dan bingung. Saya jomblo bukannya tidak laku, tapi karna saya memang berfikir realistis dan tidak mau menyusahkan orang tua saya. Sebisa mungkin setelah saya bekerja, barulah saya akan membuka hati saya untuk orang yang akan menjadi istri saya di masa depan.
Menurut saya cinta itu membuat otak menjadi tidak berfikir jernih, bila cinta tidak dibarengi dengan berfikir logis dan realistis untuk membuatnya selalu abadi, langgeng, dan sejahtera.
Cinta itu tidak buta, dia memahami.. Cinta itu tidak tuli, tapi dia mendengar dengan hati.. Cinta itu tidak bisu, tapi dia berkata dengan hati.. Cinta itu tidak memiliki, tapi dia menjaga...
Cinta itu berguna, bila kita merelakan seseorang yang kita cintai pergi... Cinta itu kosong, bila tidak merelakan orang yang kita cintai pergi.. Cinta itu pengorbanan, bila kita memberikan yang terbaik pada orang yang kita cintai, padahal itu sakit sekali.. Cinta itu senang, bila kita melihat seseorang yang kita cintai senang..
Cinta itu miskin, bila selalu dihujani dengan air mata.. Cinta itu kaya, bila kita membuatnya selalu tertawa... Cinta itu indah, bila kita merasakannya dengan ikhlas dan tanpa pamrih... Cinta itu nista, bila kita menodainya dengan nafsu belaka...
Cinta itu susah untuk dipahami, bila kita merasa ingin selalu dipahami... Cinta itu tidak ingkar, bila kita tidak mempercayainya.. Cinta itu munafik, bila kita berpura-pura.. Cinta itu dosa, bila mencintai tidak dibarengi dengan cinta kepada Yang Kuasa...
Kemaren tanpa diduga ada seorang sahabat dari SMA saya yang online. Dia yang dengan cerianya menyapa saya sehabis meninggalkan comment di friendster saya yang isinya agak menyinggung perasaan saya dengan kata-kata yang kurang enak di hati. Saya pun mengingatkan dia kembali atas sifatnya yang suka menyakiti hati orang dengan kata-katanya yang pedas itu. Dia saya ingatkan yang kesekian kalinya bahwa dia yang amat sangat berambisi untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri yang saya tahu bahwa selama saya kuliah di Singapura dan di Australia tidak pernah bertemu mahasiswa Indonesia yang kuliah S1 di Singapura dan Australia dengan jalur beasiswa apapun itu bentuknya. Bukannya saya yang ingin mematahkan semangatnya yang menggebu-gebu, tetapi kami (geng waktu SMA dulu) takut saja sahabat saya yang satu ini bisa stress dan depresi dikala otaknya tidak berfikir rasional dan ambisinya mengalahkan kenyataan dan ujung-ujungnya bisa membuat dia kufur nikmat.
Sebenarnya dia sudah termasuk beruntung di bandingkan dengan teman-teman saya di Salatiga yang ada tidak bisa meneruskan kuliah gara-gara tidak mampu untuk membayar uang kuliah. Ada juga teman saya zaman SMP dulu yang bahkan tidak dapat melanjutkan ke jenjang SMA karena tidak adanya dana untuk sekolah. Realita yang sangat memprihatinkan ini seharusnya menjadikan kita semua bersyukur dapat bersekolah sampai jenjang yang kita kehendaki.
Kembali ke teman saya ini, kami chatting selama 1 jam dan saya kembali mengingatkan dia untuk tidak sombong, tidak berfikiran sempit, berusaha untuk memahami orang lain dan juga berusaha untuk selalu dan selalu bersyukur apapun keadaannya. Dan untuk kesekian kalinya saya ceritakan hal-hal yang membuat kami semua sakit hati atas perkataannya, dan kali ini akhirnya dia pun mengerti dan meminta maaf kepada saya sampai berkali-kali.
Setelah itupun dia menangis, dan mengunjungi rumah sahabat-sahabat saya yang pernah mendapatkan omongan tidak enak dari dia yang dia akui itu sebagai kekhilafan semata. Semoga dia sekarang sudah berubah dan tidak menganggap kritik saya sebagai angin lalu yang dia lakukan sebelum-sebelumnya. Welcome back my friend.. :)
mentari di pagi hari.. oh...kau sungguh menyinari hariku mengapa hidup ini begitu indah indah seperti burung camar terbang rendah tetapi mengapa,.. susah kutemukan hidup hidup yang membuatku nyaman hidup yang membuatku merasa aman sungguh sesak di dada ini susah untuk dilepaskan beban di pundak ini susah untuk diindahkan tetapi... ada satu hal yang membuatku nyaman dan membuatku aman yaitu Kau ya Tuhan.. terimakasih atas hidup ini terimakasih atas nafas ini terimakasih atas pagi ini nafas mentari sungguh harum.. nafas surgaMu ingin sekali kugapai seperti menggapai indahnya suryaMu.. surya yang selalu menyirami hidupku dengan kedamaian..
Baru saja saya menonton DVD-nya film 9 Naga. Film yang sudah saya tonton selama 4 kali ini, sepertinya tidak gampang membuat saya bosan untuk menontonnya lagi. Saya belajar dari tokoh Marwan yang pembunuh bayaran yang keji tetapi masih sayang kepada istrinya Ajeng (Ajeng Sardi) , dan dua sahabat karibnya Leni (Fauzi Baadila) dan Donny (Donny Alamsyah). Sepertinya stereotype seorang pembunuh bayaran yang kejam, tidak berkeprikemanusiaan berhasil dipatahkan oleh tokoh Marwan,Leni dan Donny di film ini.
Selain itu di film ini saya menemukan sebuah arti hidup yang sangat berharga dan harusnya ditiru oleh semua orang, supaya membuat kita manusia menjadi insan yang selalu bersyukur. Di ending film ini tokoh Marwan bercerita tentang makna hidupnya yang sebenarnya mencari materi di dunia ini tidak terlalu berharga, yang berharga adalah mempunyai keluarga yang harmonis, teman-teman yang selalu ada dalam suka dan duga, dan moment-moment yang tentunya tidak bisa diukur dengan materi juga.
Sebenarnya masa di waktu kita susah dan menangis itu adalah moment yang berharga. Jika kita sedang susah pasti kita akan curhat ke orang-orang yang dekat dengan kita dan suatu saat bila kita jauh dari orang tersebut pastinya kita akan kangen akan masa-masa sedih itu. Begitu pula dengan masa-masa bahagia yang dilalui bersama pastinya akan sangat berkesan bila kita telah jauh dari masa-masa bahagia itu.
Di film 9 naga juga saya dapat hikmah bahwa hal yang kita anggap buruk itu belum tentu buruk di mata orang lain. Ajeng dan Marwan yang tinggal di rumah yang sangat amat sederhana dan bisa dibilang kurang layak, dapat menemukan kebahagiaan di rumah yang sederhana itu. Tetapi kadang saya menemukan orang kaya yang tinggal di rumah mewah, kadang susah menemukan kebahagiaan itu. Coba bayangkan kalau hidup kaya dan tinggal di rumah mewah dan fasilitas serba wah, tetapi tidak ada keharmonisan dalam keluarga serta tidak dibarengi dengan cinta kasih? saya rasa hidup ini akan menjadi amat sangat tidak bahagia.
Mungkin saya harus belajar menghargai suatu kebahagiaan. Kebahagiaan menurut saya adalah jika saya bisa membuat orang lain tersenyum dan nyaman berada di sebelah saya. Semoga saja kalian yang membaca blog saya merasa nyaman juga membaca tulisan saya ini, saya tentu akan sangat bahagia mendengarnya :).
NEGERI INDONESIA yg kita cintai ini punya keanehan2 akibat ULAH PEMIMPIN kita. Beberapa keanehan itu adl sbb : 1. Negri kita sangat kaya akan minyak dan gas, tapi 90% dikuasai asing. Setiap hari ada produksi nasional sebsar 1 juta barrel per hari, tapi Pertamina hanya skitar 109 ribu barel per hari. Ini artinya jika minyak dikuasai sendiri, Indonesia tidak perlu menaikkan harga BBM. Simak pendapat ekonom Saparini "Sekarang ini tata niaga atau kegiatan ekspor impor migas AMAT SANGAT RUWET. Pemerintah melakukan ekspor, tapi juga mengimpor. Ekspor hrs dipertahankan karena bisnis ini MENGUNTUNGKAN SEKELOMPOK ORANG. Ekspor juga mengakibatkan Indonesia harus impor minyak. Mengapa ? Inilah yang tidak bisa dijelaskan scr rasional. Namun yang jelas, kegiatan impor migas telah menjadi salah satu dukungan dana bagi penguasa." 2. Negri kita amat subur dg potensi hutan, tapi penggundulan hutan lewat illegal logging merupakan kerusakan hutan TERBESAR di dunia. Guiness Book of Record mencatat " Indonesia mdpatkan kejuaran dalam penggundulan hutan". Reuter menulis "72% hutan di Indonesia telah musnah". Setiap hari seluas 300 kali lapangan sepakbola, hutan Indonesia amblas. 3. Perbankan Indonesia, 99% boleh dikuasai asing. saat ini 6 dari 10 bank terbesar di Indonesia dikuasai asing. Bandingkan dg Malaysia yang mematok kepemilikan asing hanya 30%, Filipina 51%, China 25% 4. BUMN yang mendatangkan keuntungan tinggi malah dijual ke asing dengan ucapan "kita dapat menutup defisit APBN". Sungguh keterlaluan. .. penjualan BUMN ibarat seorang petani yang menjual sawahnya yg subur untuk hidupnya... lha kalo udah dijual, petani terus makan dari mana ? 5. Setelah Indosat dijual ke Temasek Singapura, Pemerintah tersadar kalo salah, eeee kemudian mau membelinya lagi... 6. Indonesia negeri KELAUTAN, tapi 46,8 persen muatan laut dikuasai kapal berbendara asing, sementara hanya 5% berbendera Indonesia 7. Negeri Amerika Latin (Bolivia, Venezuela, Equador, Argentina) telah menendang IMF dan World Bank, dan berhasil menaikkan pertumbuhan ekonominya. Tapi Indonesia malah masih sj menggunakan resep IMF untuk melakukan kebijakan ekonomi 8. UU kita banyak hasil dari usulan pihak asing, coba sj UU Migas, ada peran World Bank. UU BUMN ada peran Price Waterhouse Cooper, UU kelistrikan ada peran Asian Develpment Bank, dll. 9. Indonesia mengaku sebagai negara yang agamis, tetapi korupsi tetap melangit. Indonesia merasa sebagai negara Pancasila yang Keadilan Sosialnya bagi seluruh Rakyat Indonesia, tetapi LIBERALISASI ekonominya luar biasa menguntungkan korporat asing. 10. Globalisasi ditelan mentah2 oleh Indonesia lewat Liberalisasi sektor perdagangan, padahal Amerika/Eropa sendiri tetap melindungi produk dalam negerinya yang kalah bersaing jika dipasar bebaskan . Misalnya saja produksi seekor sapi Eropa yang disubsidi 2 dolar per hari. 11. Pasir dari Indonesia dibiarkan dikeruk terus oleh Singapura. pada th 1960 luas Singapura hanya 581,5 km persegi, harapannya pada tahun 2010 akan menjadi 820 km persegi.
Tanggal 3 Juni adalah Ulang tahun Henni juga.. kami beramai-ramai membuat surprise party untuk dia. Semoga panjang umur Hen... May Allah Bless you.. :)
Dan tanggal 3 Juni jugalah teman saya Henni Wahyu telah terbang ke Singapore untuk menemui keluarga dan back forgood untuk meneruskan studynya di Fakultas Kedokteran di Universitas Indonesia. Rasanya sedih sekali bila teman sudah dekat trus meninggalkan kita karena masa studynya sudah habis. Sedih memang, tetapi bila Tuhan mengijinkan kita pasti akan bertemu lagi.
Memori bersama Henni nampaknya cukup berkesan buat saya dan teman-teman saya seperti Amanda dan Estha yang sampai nangis sejadi-jadinya di Ulang tahun Henni dan waktu mengantar Henni ke Bandara. Berikut foto-foto kami bersama Henni di Melbourne:
"Hen, kita juga sedih kok lo balik forgut, kita juga sedih Hen... semoga aja kita bisa ketemu lagi.."
Sekarang setelah bertambahnya umur saya menjadi melihat cinta sebagai suatu konsep yang hakiki dimana mencintai seseorang harus melihat dari hati bukanlah fisik. Fisik bisa luntur ditelan waktu dan tidak akan bertahan lama, sedangkan mencintai seseorang dengan melihat isi hati dan inner beauty nya yang saya pikir akan bertahan sampai saya meninggal. Hal inilah yang coba saya terapkan dan sedang melanda saya. Apakah ini cinta?
Pada tanggal 13 Februari 2008 adalah hari yang luar biasa buat saya. Pada hari itu Mama, Papa, Om, serta saya balik dari acara menjenguk mbah kakung dan mbah putri saya yang ada di provinsi Jambi. Perjalanan dengan mobil keluarga itu nampaknya mulus-mulus saja, terkecuali baret di mobil kami diakibatkan oleh terkena pohon atau dahan kayu di pinggir jalan serta batu-batu kerikil yang terhempas oleh ban mobil. Pada waktu sore hari, kami sampailah di suatu dusun di provinsi Lampung. Pada waktu masuk gerbang desa, di depan mobil kami ada satu truk pengangkut pasir, dan om saya yang sedang menyetir berusaha untuk menyelip truk tersebut.
Lampu dim/jauh pun dinyalakan untuk memastikan di kanan jalan tidak ada orang yang sedang berjalan, atau mobil dari arah berlawanan. Semuanya berjalan dengan baik pada waktu itu, tidak ada orang yang di bahu jalan, dan tidak ada mobil dari arah berlawanan, dan om saya pun mulai menyelip truk pasir itu. Tiba-tiba kami melihat ada kakek-kakek sedang berjalan dibahu jalan sebelah kanan dan karena sempitnya waktu untuk menghindar si kakek, om saya pun dengan sukses menabrakkan spion mobil kanan dengan kepala si kakek. "BUMMMM" suara tumbukan spion dengan kepala si kakek terdengar keras oleh kami yang sedang ada di dalam mobil, dan juga spion mobil kami sampe lepas gara-gara saking kerasnya tabrakan antara spion dan kepala tersebut.
Papa saya menyuruh om saya menyelip si truk pasir dan berhenti di kiri jalan. Papa dan Om saya keluar mobil untuk bertanggung jawab dan juga kalau bisa berdamai dengan orang kampung tersebut, dan mengambil kaca spion mobil kami yang lepas. Pada saat itu saya curiga kenapa si supir truk merasa aneh dengan mobil kami yang berhenti tiba-tiba di sebelah kiri jalan, dan lebih anehnya lagi si spion mobil kami harusnya menelungkup ke arah jendela mobil, tetapi malah menjadi ke arah sebaliknya. Saya dan mama sangat panik di dalam mobil pada saat itu, dan hanya bisa berdoa semoga semuanya baik-baik saja.
Beberapa saat kemudian, nampak papa dan om saya yang langsung menuju mobil dengan langkah terengah-engah. Saya bertanya-tanya dalam hati apa yang sedang terjadi pada saat itu. Saya tanya ke papa apa yang terjadi dan dia menjawab tidak ada apa-apa disana, bahkan tidak ada tubuh kakek-kakek yang kepalanya habis tertabrak spion mobil kami. Papa dan om saya menemukan spion mobil tepat di depan warung yang ada 5 orang yang sedang ngopi-ngopi di warung itu, dan warung itu berjarak 1 meter dari bahu jalan.
Aneh sekali memang, seharusnya kalau kejadian kami menabrak si kakek itu di depan warung tersebut, seharusnya pemuda-pemuda tersebut langsung menghampiri mobil kami dan terjadi keramaian di tempat kejadian perkara, tetapi yang terjadi adalah pemuda-pemuda tersebut dengan santainya menanyai papa dan om saya. "Ada apa mas??? spionnya kenapa?" tanya salah satu pemuda yang sedang ngopi di warung itu. Kami semua tahu pada saat itu bahwa yang om saya tabrak pada waktu itu adalah hantu.
Hantu tersebut kata papa saya adalah hantu cebol yang sering mencelakakan orang-orang yang sedang berkendaraan di daerah sumatra, karena spion mobil kami pendek dan tingginya sepinggang orang dewasa. Yang jelas hantu tersebut berniat untuk mencelakakan kami, kalau om saya tidak menabrak si hantu, pasti kami sudah ditabrak si truk pasir dan saya tak tahu apa jadinya jika om saya tidak menabrak si hantu.
Untung si Pemadam Kebakaran Ga Jadi Datang! /3:42 AM
"Untung si pemadam kebakaran ga jadi datang!" itu lah kata-kata yang saya ucapkan tadi sore pukul 3 waktu Melbourne (3 jam lebih awal dari WIB). Emang agak terdengar sedikit janggal, kok si pemadam kebakaran ga datang malah senang gitu gra? yahh.. ceritanya begini... Tadi siang sehabis sholat Jum'at saya masak ayam goreng. Harusnya si ayam direbus dulu sampai empuk, dikasih bumbu-bumbu, baru deh digoreng. Tapi kenyataannya jauh dari apa yang sudah direncanakan! Karena sibuk melihat blog-blog orang lain yang lucu bin kocak saya pun jadi lupa dengan si ayam yang sedang direbus.
Tak khayal tepat jam 3 sore terdengar suara keras sekali dan memekakkan telinga, seperti suara sirine tapi dihadapkan tepat di depan kuping. Pertama saya pikir, itu suara mobil housemate saya. Ya sudah toh dia lupa kunci si mobil atau kurang keras nutup pintu mobil. Lalu dengan penasaran plus agak gak tahan dengan suara aneh yang membahana itu, saya membuka korden untuk melihat si mobil di halaman. Dan kenyataannya adalah si mobil tidak ada diluar!
Suara ketukan pintu kamar pun terdengar, housemate saya memanggil saya dan meminta saya keluar dari kamar. Ternyata oh ternyata suara yang membahana itu adalah suara alarm tanda kebakaran!
Alarm tersebut berbunyi dikarenakan ayam saya gosong! dan mengeluarkan asap yang banyak sekali di wilayah dapur. Dengan cepat saya membuang si ayam gosong dan membersihkan si panci. Setelah membersihkan dan membuang, housemate saya memberitahu bahwa hati-hati kalau misalnya pemadam kebakaran datang, kamu bisa kena denda 1500 Australia Dollar dikarenakan mereka (pemadam kebakaran) datang kerumah dan tidak ada kebakaran. JEDERRRRRRRRRR! rasanya mau runtuh saja atap rumah saya pada waktu itu. Panik, takut, hectic, histeris, dan deg-degan setengah mati melanda saya pada waktu itu. Setelah itu saya langsung sholat Ashar untuk menenangkan diri, berharap si pemadam kebakaran tidak datang. Setelah menunggu kira-kira sampai jam 5 sore saya lega bukan main dikarenakan si pemadam kebakaran ga jadi datang!
PS: makanya teman-temanku sekalian diharap jangan buka blog blog lucu bin kocak kalau sedang memasak. Daripada bayar 1500 dollar buat si pemadam kebakaran! mendingan buat yang lain deh! :D
Setelah belajar Business Law Subject, saya bernostalgila dengan melihat foto-foto di masa lalu.. Foto keluarga, foto teman-teman, sahabat-sahabat saya yang nan jauh disana. Belakangan ini saya merasa tinggal di Melbourne tidak seburuk tinggal di Singapura. Semenjak tinggal disini saya jarang sekali merasa homesick atau kangen rumah yang dulu pada waktu saya di Singapura SAYA HOMESICK SETIAP HARI.
Kembali ke masalah nostalgila dengan foto-foto lama. Di banyak tumpukan album-album foto tersebut saya menemukan foto mama dengan aku pada waktu di Jambi, kalau tidak salah pada tahun 1989. Melihat foto itu saya suddenly miss my mom! Kangen marah-marahnya, kangen belanja bareng ke pasar kalo pagi-pagi, kangen masakan mama, kangen mama bangunin aku buat sholat subuh, dan terlebih lagi kangen mama bangunin aku bangun sahur! it's been 2 years, semenjak tahun 2006 saya tidak berpuasa dan lebaran mama papa sekeluarga di rumah... kangen banget sama masa-masa itu! :((
Sudah sekarang realita exam menghampiriku di muka. Harus tiap hari belajar untuk membuat mama papa senang dan bangga. Jadi SEMANGAT! kalahkan homesick! :D
Winter is coming! hated it! hope it will be over soon! :((. Yesterday I opened www.Polyvore.com and found really fabulous set of summer outfit! OMG! It was perfectly set and picked by one of the member. I just can't wait for summer to buy and wear those. The set is below.. and I just need your suggestion if some parts of this outfit can be found in Melbourne.. and also your comment is welcomed! :D
Tadi aku denger lagu-lagu lama di Youtube dan menemukan si lagu Negeri di Awannya Katon Bagaskara. Langsung teringat dengan masa anak-anak dulu. HUHH.. betapa indahnya menjadi anak-anak. Bebas bermain kesana kemari tanpa memikirkan banyak hal. I wish I could turn back the time.. Dibawah ini lirik serta lagu Negeri di Awan yang saya maksud. Enjoy! :D
Negeri Di Awan (Katon Bagaskara)
Di bayang wajahmu kutemukan kasih dan hidup yang lama lelah aku cari di masa lalu
Kau datang padaku kau tawarkan hati nan lugu selalu mencoba mengerti hasrat dalam diri
Kau mainkan untukku sebuah lagu tentang neg'ri di awan dimana kedamaian menjadi istananya dan kini tengah kau bawa aku menuju kesana oh.. hoo
Ternyata hatimu penuh dengan bahasa kasih yang terungkapkan dengan pasti dalam suka dan sedih
Cinta... semua orang merasakannya, cinta kepada keluarga, cinta kepada saudara, cinta kepada pacar. Cinta kepada keluarga dan saudara itu sudahlah menjadi suatu hal yang lumrah kita dapatkan, dikarenakan adanya ikatan darah atau perkawinan yang otomatis menimbulkan rasa sayang, perhatian dan akhirnya timbul cinta. Tetapi cinta kepada kekasih atau someone special saya rasa susah untuk membuatnya long lasting.
Banyak saja halangan dan aral melintang untuk membuatnya selamat sampai ke tujuan. Walaupun akhirnya menjadi GAGAL, tetapi dari kegagalan cinta tersebut saya mendapatkan hikmah yang begitu berharga buat saya di masa yang akan datang. Hikmah tersebut seperti menjadikan saya lebih dewasa dalam mengambil sikap dan keputusan, membuat saya mengerti bahwa cinta itu berkorban, cinta itu merelakan bila orang yang saya cintai tidak bersama saya lagi, memahami bahwa cinta itu tidak selalu memiliki, mengerti bahwa cinta itu tidak bisa dipaksakan, dan mengerti bahwa cinta buta itu tidak baik.
Jika cinta sudah buta semuanya menjadi tidak baik pada akhirnya. Cinta yang berlebihan juga tidak baik pada akhirnya. Cinta buta menjadikan manusia berfikir tidak realistis, berfikir dengan gegabah serta tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang benar.
Saya berusaha untuk cinta mati kepada Allah SWT, dan cinta itu saya tunjukkan dengan berusaha sebyisa saya menaati perintahNya dan menjauhi laranganNya. Begitu juga kita manusia jika mencintai pacar harusnya tidak boleh lebih besar daripada cinta kita kepada Sang Pencipta.
Hari ini.. 20 Mei adalah hari Kebangkitan Nasional negara kita tercinta Indonesia yang ke 100. Saya rasa banyak sekali kejadian dan peristiwa penting sejarah lainnya yang patut kita jadikan suri tauladan khususnya para generasi muda penerus bangsa.
Seperti terjadinya revolusi dari lengsernya Suharto dan menjadikan negara kita berbentuk Demokrasi. Demokrasi disini dimaksudkan dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. Tetapi pada aplikasinya demokrasi tersebut disalahgunakan oleh oknum pemerintahan yang tidak bertanggung jawab. Korupsi melanda tanah airku.. sedih rasa hati ini melihat saudara-saudaraku di berbagai daerah di Indonesia masih hidup dalam garis kemiskinan.
Melihat realita yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin di Indonesia ini kiranya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketidakmerataan pendapatan bagi yang kaya dan yang miskin, masih lemahnya mental orang-orang Indonesia (suka menerabas, suap menyuap, KKN dsb). Di kala pejabat kaya raya tersebut bersenang senang di rumah mewahnya, di antar kemana-mana dengan AC di mobil yang mewah, makan enak setiap hari, dan bisa mendapatkan hidup yang LEBIH dari cukup itu. Sementara para anak jalanan yang katanya dipelihara oleh negara adalah bohong belaka. Kemiskinan merajalela, pengangguran dimana-mana, kejahatan dimana-mana.
Ibaratnya pejabat yang korupsi uang milyaran bahkan trilyunan rupiah bisa lolos ke luar negeri, tetapi orang yang maling ayam harus di hakimi masa sampai babak belur, serta harus meringkuk di penjara dengan waktu yang lebih lama dari si pejabat yang tertangkap. Sungguh ironis adanya realita tersebut di Indonesia. Saya hanya bisa bertanya kepada Tuhan... Kapan Indonesia bisa menjadi negeri yang adil dan makmur dalam hal sosial dan ekonomi seperti di dalam Pancasila sila ke 5???
Walau bagaimanapun saya tetap bangga dan cinta tanah air saya Indonesia. Saya bangga menjadi orang Indonesia! Saya bangga menjadi salah satu penerus bangsa Indonesia di masa mendatang. Semangat kebangkitan nasional yang hakiki harus kita tempuh dengan berusaha keras, belajar dengan tekun, bersih dari hal-hal negatif yang bisa menghancurkan moral, etika serta tata krama kita sebagai bangsa Indonesia yang beradab.
Hari ini saya iseng-iseng mengunjungi friendster teman saya semasa di Singapura, Nina namanya. Sedih sekali melihat masa-masa itu hilang begitu saja. Walaupun hari-hari pada saat itu sangat amat membosankan, kalau assignment melanda atau penyakit suka shopping melanda. Tak terasa masa-masa itu berakhir sudah, dan semua teman di College dulu pada menyebar kemana-mana. Berat memang untuk meninggalkan Orchard Road, Bugis Street, Funan, Raffles, Vivo City dan laen sebagainya di Singapura. Tetapi sudah suratan takdir saya meninggalkan semuanya yang ada disana. Mungkin berusaha untuk mengobati kangen akan second hometown itu dengan melihat Singapura dari Google Earth yang saya lakukan kemaren dengan si Nina. Kadang pada waktu saya boring dan bosan di Singapura akan menjadi hal yang dikangenin oleh saya sekarang ini. Dibawah ini kenangan kenangan indah itu terukir dengan indahnya di hatiku.. :)
Barusan saya buka youtube, dan saya membuka video tentang pahlawan-pahlawan saya di masa lalu. Mereka bukanlah guru saya, bukanlah polisi, bukanlah psikolog, bukanlah pahlawan yang gugur di perang demi mendapatkan kemerdekaan negara Indonesia. Pahlawan saya adalah tokoh-tokoh yang ada di game Suikoden II. Saya mendapatkan banyak keuntungan dari bermain game tersebut, seperti saya dapat memperoleh banyak kosakata bahasa inggris, saya bisa mendapatkan arti menolong orang lain yang diajarkan oleh game tersebut, saya belajar untuk selalu menghargai hidup ini walaupun setiap hari kadang terasa membosankan. Tetapi jika dibandingkan dengan suasana perang di game tersebut saya menjadi sangat bersyukur Indonesia adalah negara yang merdeka. Seperti guru SMA dulu, bu Sofa namanya. "Hal yang dianggap buruk itu belum tentu buruk tetapi hal yang baik itu belum tentu baik". Seperti juga halnya game yang dianggap kebanyakan orang membuat orang malas, menjadi individualis dan hanya membuang waktu adalah tidak benar adanya.
Kita sebagai manusia biasa pasti bisa melakukan kesalahan dan itu wajar adanya. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu sedikit demi sedikit namun pasti dengan nasehat atau kritik dari orang lain. Nasehat dan kritik adalah hal yang sangat penting bagi kita manusia yang tidak sempurna ini, karena nasehat dan kritik dari orang lain bisa membuat kita sadar akan kesalahan yang kita perbuat.
Namun nasehat tidak selamanya penting dan berguna bagi saya. Kenapa saya berfikir demikian??? Sebenarnya saya hanya ingin menasehati teman saya yang telah membuat saya menemukan pemikiran tersebut. Dulu pada waktu saya kuliah di Singapura, saya mendapatkan nasehat atau yang lebih bisa dibilang kritikan dari teman saya, sebut saja si A. Waktu itu saya dikritik habis-habisan oleh si A gara-gara suatu kejadian, yaitu karena saya tidak mengenalkan teman saya sebut saja si B kepada si A dan teman-teman si A. Saya dijudge oleh teman saya tersebut dengan orang yang arrogant, dan childish gara-gara masalah itu. Alasan saya tidak mengenalkan kepada mereka karena si B dan si A serta teman-temannya sudah jadi friend di friendster. Terlebih lagi kami semua (si A,B dan teman-teman si A) sudah menjadi teman sekelas selama 3 bulan, saya pikir mereka sudah kenal satu sama lain.
Pada waktu itu saya membela diri dengan alasan seperti yang saya sebutkan diatas. Tetapi teman saya si A tetap saja mengotot kalau saya salah dan saya childish serta tidak menghargai si A dan teman-temannya dengan tidak mengenalkan si B, dan saya hanya diam saja.
Keesokan harinya, ketika kami semua di kelas saya mengenalkan si A dengan si B, dan tahu apa jawaban si B??? " mas, kita sudah kenal kok" ,dan pada saat itu saya sangat marah.
2 minggu setelah kejadian itu, ketika saya sedang duduk-duduk di library kampus, di depan saya ada 2 orang siswa yang sedang membaca buku. Selang beberapa menit datanglah teman saya si A. Dia ternyata kenal dengan 2 orang yang sedang membaca buku tepat di depan saya itu, dan kami berempat duduk di satu meja yang sama. Saya hanya menunggu si A mengenalkan 2 temannya kepada saya, karena apa yang telah si A ajarkan kepada saya bahwa kita harus mengenalkan teman kita yang satu dengan yang lain, jika mereka belum kenal satu sama lain. Tetapi si A hanya ngobrol dengan teman-temannya tanpa mengenalkan saya kepada kedua temannya. Terciptalah sebuah gap disitu.
Tiba-tiba 2 teman si A ngomong ke saya " eh belum kenalan yah kita.... kenalkan saya......." dan dengan santai si A ngomong ke saya " oh, graa sori aku pikir kalian sudah kenal satu sama lain". Saya sungguh marah pada waktu itu, karena si A menggurui saya tetapi dia sendiri yang tidak bisa melakukan hal yang dia kritikkan ke saya. Semenjak saat itu saya berfikir bahwa orang yang banyak menasehati dan tidak bisa melakukan nasehat-nasehatnya adalah orang yang paling tidak bisa dipercaya di dunia ini. Semoga saja saya tidak termasuk golongan orang-orang yang seperti itu.. amin.
PS: kepada temanku yang merasa aku omongkan di blog ini, aku bener-bener minta maaf. Saya hanya ingin mengingatkan saja kalau mengkritik orang lain hendaklah kita benar dulu, barulah boleh mengkritik orang, dan maafkan saya karena saya hanya manusia biasa yang BANYAK kesalahan dan kekhilafan.
Don't judge a book by its cover... mungkin itu adalah ungkapan yang tepat buat post saya kali ini. Orang cenderung berfikir bahwa orang yang mukanya ganteng ato cantik, bersih putih, pakai baju bermerek, bulu mata lentik, dan hal-hal bagus laennya adalah orang yang berpendidikan, gaul, kaya dan terhormat. Padahal tampak luar saja belum tentu bisa menjadi ukuran status sosial seseorang. Saya kadang kesal terhadap orang-orang tersebut. Seperti pengalaman teman saya yang bersekolah di Singapura. Dia pernah dikira TKW di Bandara Sukarno Hatta oleh salah satu petugas airport gara-gara mukanya tipikal orang jawa tulen. Dengan kasarnya petugas bandara itu menyuruh teman saya tersebut untuk mengantri di line khusus para TKW. Terang saja teman saya tersebut marah bukan main dan menunjukkan kartu pelajarnya, dan akhirnya si petugas pun mengerti dan minta maaf kepadanya.
Ada lagi cerita tentang teman saya yang sok-sokan tidak mau makan di pinggir jalan setelah kuliah di Jakarta, bicara yang diselipkan bahasa inggris disana-sini, hanya mau kenalan dengan orang-orang yang high-class dan sebagainya. Padahal realitanya orang-orang seperti itu kebanyakan adalah orang yang sebenarnya hanya menutupi kekurangannya seperti kekurangan dalam masalah financial atau kekurangan dalam berfikir alias bodoh.
Teman saya yang suka berbohong demi dikira kaya dan hebat pun sering saya temui dalam hidup ini. Ada teman SMA saya yang berbohong punya banyak rumah, punya playstation 2 dirumahnya, punya mobil 3 buah, pernah jalan-jalan ke luar negeri dan sebagainya. Dan pada saat itupun kami percaya saja karena memang dia good looking, mempunyai handphone kamera yang pada saat itu memang jarang ditemui, selalu mentraktir kita dan dulunya memang kita baru menjadi teman selama 6 bulan.
Pada kenyataannya semua yang dia utarakan kepada kami dulu adalah bohong semuanya. Tidak ada satupun yang benar, bahkan dia mengambil uang SPP bulanan untuk digunakan kepentingan dia sendiri. Kasihan sekali melihat ibunya yang ditinggal suaminya bertugas di Papua, harus membayar double untuk SPP selama setahun pada hari pengambilan raport tiba. Sekarang dia sudah tidak dianggap oleh orangtuanya lagi, karena dia yang selalu berambisi untuk menjadi orang yang pingin dianggap orang lain sebagai orang yang hebat, kaya, pintar dan sebagainya. Itu membuat dia menjadi suka mencuri uang orang tuanya, selalu berbohong demi mendapatkan uang dan sekarang menjadi gelandangan entah dimana dia berada.
Orang yang kita anggap hebat belum tentu sehebat yang kita pikirkan. Kehidupan ini kadang dihuni oleh orang-orang yang seperti itu. Maka dari itu jangan menilai orang dari tampak luarnya, dari apa yang dia ceritakan kepada kita atau hal-hal manis yang dia utarakan. Seperti katak dalam tempurung. Tetapi sebenarnya orang yang pintar, kaya, intelektual, mempunyai banyak pengetahuan tidak pernah mau menunjukkannya kepada orang lain. Seperti ilmu padi semakin lama semakin merunduk, begitulah kita manusia seharusnya menjadi padi yang selalu down to earth kepada apa yang telah kita dapatkan dari Sang Pencipta. :)
Gagal adalah hal yang biasa kita dapati sebagai manusia biasa, begitu pula saya. Saya pernah gagal untuk masuk sekolah unggulan, saya pernah gagal untuk masuk kelas IPA, saya pernah gagal untuk masuk Monash University, saya pernah gagal test IELTS selama 4 kali, dan saya juga pernah gagal dalam percintaan. Kegagalan memang menyedihkan dan sangat tidak mengenakkan, terlebih jika kegagalan itu ditambahi oleh keputusasaan dan kemurungan. Saya pernah putus asa, pernah murung dan sedih sekali setelah kegagalan datang.
Dari kegagalan tersebut kadang kita tidak tahu bahwa gagal adalah sukses yang tertunda atau gagal adalah cara Tuhan menjauhkan kita umat-Nya dari hal-hal yang tidak baik buat kita dan memang kita tidak berjodoh dan berjodoh dengan hal-hal yang lain. Seperti dulu saya gagal test IELTS. Mungkin Tuhan berkehendak bahwa saya gagal sampai ke empat kalinya dikarenakan saya kurang serius dan saya menganggap remeh test tersebut sehingga kegagalan lah yang saya terima. Setelah belajar dengan tekun dan serius toh akhirnya saya bisa mendapatkan nilai IELTS yang memuaskan.
Seperti juga ketika saya gagal masuk kelas IPA karena sedikitnya kuota kelas IPA dan saya tidak terlalu pintar di mata pelajaran fisika membuat rata-rata IPA saya menjadi kurang bagus, dan saya masuk kelas IPS yang menurut saya pada waktu itu adalah kelas yang jelek, bodoh, tidak berguna. Dulu saya menganggap demikian karena kurangnya pengetahuan serta orang tua saya yang selalu menge-push saya supaya masuk IPA dan jangan masuk IPS. Tetapi di kelas IPS saya mendapatkan banyak hal positif dan saya dapat menemukan jurusan yang tepat buat saya di bangku kuliah yaitu akuntansi. Berkat kelas IPS juga lah saya akhirnya dapat menemukan field yang paling tepat buat masa depan saya.
Begitu juga dengan percintaan. Saya sudah gagal dalam pacaran sudah 2 kali. Mungkin bagi kebanyakan orang mantan pacar gampanglah untuk dilupakan, namun tidak pada saya. Susah sekali bagi saya untuk melupakan mantan pacar, dikarenakan saya orangnya terlalu sensitif dan pemikir. Butuh 1 tahun lebih bagi saya untuk melupakan mantan pacar saya, dan bersyukur saya dapat melupakan mantan-mantan saya. Mungkin mereka bukan jodoh saya, dan Tuhan sedang mengatur pertemuan saya dengan my future wife entah dengan cara apa.
Hikmah yang saya petik dari kegagalan demi kegagalan tersebut adalah kiranya kita manusia jangan menganggap bahwa kegagalan akan selalu berakibat buruk terhadap kita. Akan tetapi jadikan kegagalan itu permulaan dari kesuksesan abadi buat kita. Dibalik kegagalan pasti ada kesuksesan dan kesuksesan dan hal yang lebih baik akan datang kepada kita apabila kita ikhlas menerima kegagalan dan menjadikannya pelajaran hidup yang berharga. Pengalaman itu mahal harganya, and Experience makesperfect. :)
Belakangan ini di Indonesia, banyak terjadi kasus bayi dan balita yang terkena penyakit busung lapar dikarenakan orang tua mereka yang miskin dan tidak mampu memberi makanan dengan gizi yang seimbang. Saya sungguh prihatin dengan kondisi Indonesia yang seperti ini. Dikala para pejabat sedang berkorupsi ria, sementara penduduknya banyak yang miskin dan tidak cukup untuk makan dengan gizi yang seimbang.
Ngomong-ngomong soal makan, dulu saya pada waktu SD pernah makan masih bersisa nasi dan lauknya. Mama selalu bilang kalau nasi dan lauk yang tidak dimakan itu akan menangis apabila tidak dihabiskan dan saya menurut saja. Pada waktu liburan bulan januari kemaren, saya menonton acara kejamnya dunia di Trans TV. Kisah pada hari itu menyangkut tentang beras juga. Seorang nenek yang sudah berumur 60 an yang hidup sebatang kara, rela bangun pagi buta untuk pergi ke pasar tradisional guna memunguti butiran-butiran beras yang jatuh di toko yang menjual beras. Setelah beras-beras tersebut berhasil dipunguti selama 4 jam, barulah nenek tersebut mendapatkan kira-kira 2 kg beras saja.
Setelah itu nenek tersebut bergegas menjual beras hasil pungutan itu dengan harga 2000 rupiah per kilo di pasar tersebut. Setelah berhasil menjual beras-beras pungutan itu, si nenek mengantongi 4000 rupiah yang lantas dibelikannya nasi aking yang sekilo 1000 rupiah, dan sisanya 2000 rupiah si nenek membeli sayur dan lauk seadanya. Begitulah hari-hari si nenek sebatang kara yang menggantungkan hidup dari sisa-sisa beras di pasar. Maka dari itu hendaknya kita menghargai sebutir beras, makan hendaknya tidak menyisakan satu butir nasipun. Nasi satu butir itu sangat berharga bagi orang lain, dan banyak orang di luar sana yang ingin makan nasi tetapi tidak bisa makan nasi dikarenakan tidak ada uang. Sebaiknya kita selalu bersyukur teman dengan apa yang kita peroleh dan jangan kita sia-siakan begitu saja.. :)
Manusia diciptakan emang dengan takdir yang tidak pernah puas dengan apa yang telah mereka miliki. Sudah punya motor, pingin punya mobil minivan, sudah punya mobil minivan pingin punya mobil sport, dan seterusnya. Bagi saya ini manusiawi, tapi hendaknya kita manusia bersyukur dengan apa yang telah kita dapatkan dari Sang Maha Pencipta. Saya sendiripun sampai detik ini kadang masih kurang bersyukur. Seperti saya sudah diberi kesempatan untuk study di Melbourne, tapi saya seperti merasa homesick, dan rasanya pingin pulang ke Indonesia saja. Berikut kiranya list tentang hal-hal kecil yang patut wajib kita syukuri:
1. Apabila aku capek-capek sehabis belajar, itu berarti kita mempunyai kemampuan dan mampu untuk bekerja keras. 2. Apabila aku mendengar kegaduhan di rumah, seperti adek menangis, ibu marah-marah, ayah yang kadang pusing dengan urusan kerjaan. Itu tandanya kita masih diberi keluarga yang utuh. 3. Apabila aku mendapatkan bill telefon atau pulsa prepaid kita cepat habis, itu berarti aku mempunyai banyak teman yang membutuhkanku. 4. Apabila aku bangun di pagi hari yang dingin untuk berangkat kelas pagi, itu berarti aku masih sehat dan masih bisa hidup satu hari lagi di bumi ini. 5. Apabila aku mencuci banyak piring dan gelas sehabis teman datang kerumah, itu berarti aku mempunyai banyak teman. 6. Apabila aku mempunyai banyak assignment, itu berarti ada satu universitas yang sudah sudi menerimaku dan memberikan aku tugas yang mereka buat. 7. Apabila aku mempunyai tumpukan cucian, itu berarti aku mempunyai baju. 8. Apabila aku membersihkan rumah seperti menyapu, mengepel dan mengelap, itu berarti aku mempunyai rumah. 9. Apabila aku bisa mendengar suara orang yang menyanyi namun fals, itu berarti aku masih bisa mendengar 10. Apabila aku bisa mencium bau busuk, itu berarti indra penciumanku masih bekerja dengan baik. 11. Apabila aku memakai baju dulu longgar sekarang menjadi kesempitan, itu berarti aku makan makanan yang bergizi. 12. Apabila aku harus jalan dari suatu tempat ke tempat yang lain karna tidak ada uang, itu berarti aku masih bisa berjalan. 13. Apabila aku menyukai wanita, tapi wanita itu tidak menyukaiku, itu berarti aku masih normal. 14. Apabila aku meninggal, banyak orang yang menyolatiku, itu berarti aku disayang oleh banyak orang.
Setelah kira-kira 3 bulan aku tinggal di Melbourne, aku jadi suka masak masakan indonesia dikarenakan disini dapat dengan mudah saya temukan bumbu-bumbu siap jadi seperti bumbu gule, ayam goreng, soto ayam, rendang, nasi goreng teri, sambal balado, rawon dan lain sebagainya. Seperti kemaren aku mencoba untuk memasak tahu dan ayam penyet. Satu ekor ayam gemuk australia, pertama- tama saya godok selama 1 jam sampai dagingnya yang alot gara- gara saya masukkan freezer berhari-hari itu supaya menjadi empuk. Setelah satu jam di godok, baru si bumbu siap jadi ayam goreng saya masukkan jadi satu kedalam panci yang berisi ayam godog itu. Setelah sekitar dua jam saya menunggu si ayam dan si bumbu meresap barulah saya bisa menggoreng ayam tersebut. Waktu menggorengnya pun saya butuh waktu kira-kira setengah jam untuk si ayam jadi lebih crispy, dan untuk membuatnya crispy dan empuk ayam goreng harus dimasak dengan api kecil selama kurang lebih 3 jam dan dengan penuh kesabaran yang extra. Saya mendapatkan banyak hikmah dari memasak. Saya jadi lebih sabar, lebih telaten dalam mengerjakan sesuatu dan tidak setengah-setengah serta saya jadi lebih hemat dan prihatin. Hidup ini emang susah dan saya tidak mau tenggelam dalam kemalasan dan ketidaksabaran. Sabar sendiri adalah sifat yang disuka oleh Allah SWT dan saya akan berusaha menjadi orang yang sabar dan insya Allah disukai oleh Allah SWT, amin. Maka dari itu, saya sarankan kepada yang kurang sabar, diharap untuk mencoba cara saya untuk menjadi orang yang lebih sabar dengan memasak di dapur. Mulai dari membeli bahan-bahan di pasar, memotong-motong bahan, mencuci peralatan dapur, memasak ini itu, membersihkan dapur dari sisa minyak dan noda, pasti akan membuat kamu menjadi lebih sabar. Cobain deh.. :)
aku dapat pelajaran yang sangat berharga dari belalang. Belalang adalah binatang yang penuh cinta dan kasih di muka bumi ini. Mengapa demikian?? karna belalang sehabis kawin si betina memakan hidup-hidup si jantan entah karena alasan apa. Bagiku itu sangatlah keren, kapan aku bisa menjadi seperti belalang jantan, rela berkorban demi wanitaku... aku pun sampai sekarang masih belum bisa mengorbankan semuanya bagi orang yang aku sayangi. Ini mungkin karena manusia punya ego, dan mungkin egois itu lah yang membuatku sering gagal dalam percintaan. Tapi tak apalah yang penting aku punya teman-teman dan keluarga yang selalu ada untukku dalam suka dan duka. Tetapi berbagi sebagai teman dan keluarga kurang rasanya seperti hubungan pacaran atau suami -istri menurutku. Menjadi sepasang kekasih itu adalah anugrah, dan pemberian yang terindah dari Tuhan buat kita manusia dan hewan. Tetapi bagi belalang jantan mungkin saja cinta itu mahal harganya dan harus dibayar oleh nyawa. Tetapi apa kita manusia yang lebih pandai dan makhluk paling sempurna di muka bumi kalah oleh besar cinta si belalang???
Hari sabtu siang yang cerah itu, aku baru saja merasakan lega yang bukan main. Perasaan lega ini disebabkan aku baru saja lulus SMA, alhamdulilah..dan lebih indahnya lagi aku mendapatkan juara ketiga dari jurusan IPS di sekolahku. Tapi semenjak aku mendapatkan kertas kecil di dalam sebuah amplop putih itu, aku tidak melihat sahabat karibku si Novi. Aku mencarinya di tengah kerumunan siswa-siswa dan para orang tuanya yang sedang asyik foto-foto ato berjalan menuju tempat parkir. Setelah berkeliling di wilayah depan gedung serba guna Sudirman itu aku masih tidak bisa menemukan temanku si Novi itu. Aku khawatir dia kenapa- napa karna aku tahu dia bisa saja tidak lulus ujian nasional, yah.. karna dia emang pemalas dan tak pintar. Aku sudah berteman dengan dia semenjak kelas 1 SMA, kami bertemu di kelas PMR, dan dia duduk dibelakangku. Sesosok pemuda yang agak aneh dan cenderung cengengesan itu sedang duduk seenaknya di kursi belakang tempat dudukku. Bak preman kesiangan dia memakai topi golf yang menurutku amat sangat tidak cocok dengan baju seragam SMA yang putih abu-abu itu. Tak kusangka dan tak kunyana dialah sahabat terbaikku di SMA waktu itu, tidak tahu kekuatan seperti apakah yang membuatku bisa berteman dengan anak yang bandel dan berantakan seperti dia, yah karna aku orangnya perfectionist dari dulu aku susah punya teman. Tetapi walaupun si Novi banyak sekali hal-hal yang negatifnya dan sangat bertolak belakang denganku, aku hari demi hari malah makin dekat dengan dia. Ibaratnya disana ada aku, disitu pasti ada Novi dan begitu pula sebaliknya.
Kembali lagi di waktu aku mencari-cari Novi setelah aku mendapatkan hasil kelulusanku, susah betul kutemukan dia, padahal dia biasanya ada di tengah keramaian dan menjadi sok artis di tengah keramaian itu. dalam hati aku merasa ada yang janggal dengan menghilangnya Novi sementara setelah diumumkan hasil kelulusan itu. Dan ternyata feelingku benar, Novi aku temukan di sudut taman belakang gedung itu sendirian memegang amplop kelulusan sambil menopang dagu. Aku pun bertanya kepada dia "Vi, gimana hasil kelulusanmu?? kamu lulus khan" "Mboth, aku gak lulus" dia menjawabnya sambil tersenyum hampa kepadaku.
Saat itu juga aku langsung lemas, berasa seperti aku tidak berguna sebagai sahabatnya, padahal sebelum ujian nasional itu, waktu aku bertandang kerumahnya, ibunya berpesan kepadaku untuk mengajari Novi, supaya dia bisa lulus dan dapat nilai yang memuaskan di ujian nasional, dan aku mengiyakan. Tapi yang aku sesalkan bukanlah aku tak bisa mengajari Novi, tetapi Novinya yang tidak mau aku ajak belajar. Ada saja alasannya untuk tidak belajar bersamaku, capek lah, ada acara itu lah, ada acara gereja lah, itulah yang membuatku menjadi malas untuk berusaha mengajak dia belajar lagi, karna dia emang anaknya pemalas sekali. Setelah hari kelulusan itu, tepatnya bulan Agustus 2006, Novi mendaftarkan Kejar Paket C, dan dia mulai masuk kelas tiap hari rabu, kamis dan sabtu. Akupun yang sedang menunggu keberangkatanku ke Singapura, hanya bisa mensupportnya dari belakang, seperti kalau dia ada masalah dan hal yang susah akupun dengan suka hati datang kerumahnya dan mengajari dia ini itu. Dan setelah dia menjalani kejar paket C, akhirnya diapun lulus, tapi tetap dengan nilai yang pas-pasan, tapi tak apa lah yang penting dia bisa mendapatkan nilai yang bagus.
Bulan september akhir akupun pergi untuk kuliah di Singapura, aku pun lost kontak dengan dia sampe akhirnya aku balik ke Salatiga, dan bisa bertemu dia. Yah karna memang sifatnya dia yang pemalas, dia juga masih menganggur sampai detik itu, aku pun sudah menyarankan dia untuk bekerja tapi dia bilang mumpung masih muda harus dinikmati dulu, dan aku pun tak bisa berbuat apa-apa lagi karna dia orangnya susah untuk di beri nasehat.
Bulan Januari awal akupun berangkat lagi ke Singapura, dan bulan Mei aku balik lagi ke Salatiga. Aku bertemu dia dan dia nampak makin kacau, tinggal di kamar yang aku bilang mirip seperti gudang, dan dia tidak punya uang, dan minta ke ibunya trus. Aku pun berusaha untuk mengingatkan dia supaya berusaha dan bekerja, dan dia bilang kepadaku kalau dia akan bekerja di Malaysia di sebuah kapal, karna saudaranya ada yang menawarinya. Aku pun sangat gembira mendengar kabar itu.
Bulan Juni aku pun kembali ke Singapura lagi untuk menyelesaikan higher diplomaku disana, dan itulah terakhir kali aku melihat sahabatku itu.
Bulan Agustus 2007 aku mendapatkan telefon dari nomer Malaysia, dan aku pikir itu dari saudaraku disana, jadi langsung saja aku angkat. Ternyata itu bukan dari saudaraku, melainkan dari Novi. Aku senang sekali saat itu, aku merasa kalau dia akhirnya bisa berguna bagi orang lain. Dia bercerita padaku kalau dia bekerja di kapal pesiar antara Sarawak-Johor, dan dia juga bilang kalau kapan-kapan dia akan ke Singapura kalau kapalnya mendarat di Singapura, dan aku pun hanya bisa menunggu saat itu tiba.
Setelah itu dia menelfonku di bulan September 2007, dia kembali menelfonku, dari suaranya dia nampak sedang mabuk dan sedih. Dia bercerita kalau di kapal itu dia bekerja tak kenal waktu, hanya diberi waktu untuk istirahat, makan, dan mandi tiap hari hanya 8 jam sehari. Selain itu juga adanya diskriminasi ini itu pada buruh atau TKI disana, dan aku yang tidak bisa menolongnya hanya bisa menenangkannya, dan setelah kami bercakap-cakap selama satu jam kami pun mengakhiri pembicaraan yang menyedihkan itu.
Itulah terakhir kali aku mendengar kabarnya, aku telfon HPnya sudah tidak aktif trus, aku tanya teman-temanku yang lain di Salatiga juga tidak ada yang tahu.
Sahabatku.... aku disini hanya bisa mendoakan kau baik-baik saja dimanapun kau berada... aku harap kita bisa bertemu lagi... terimakasih telah menjadi sahabat terbaikku, dan mengisi hari-hari SMA ku dengan tawa.... semoga kita bisa menjadi sahabat selamanya... :')
Sore itu aku abis pulang dari kuliah, tepatnya pukul 17.oo waktu singapura. Setelah sholat Ashar, Chatting kira-kira 20 menit, aku turun ke lantai satu gedung apartementku untuk masak buat Buka puasa. Seperti biasanya aku turun dengan membawa cucian gelas dan piring kotor bekas sahur tadi pagi. Setelah sampai ke wilayah dapur, aku bertemu si mbok Inem yang biasanya selalu menolongku dan memberi aku makanan walaupun di tempat kostku itu gak ada yang namanya paket sewa kamar plus makan. Dia adalah wanita paruh baya berumur sekitar 50 tahunan yang telah mengabdikan dirinya untuk bekerja sebagai TKW di Singapura dari tahun 1980an sampe sekarang tahun 2007. Di waktu saat dia memutuskan untuk bekerja sebagai TKW, dia telah punya 3 anak lelaki kecil-kecil yang sebenarnya butuh kasih sayang penuh setiap harinya dari seorang ibu, tetapi demi sesuap nasi dia rela untuk pergi meninggalkan anaknya, toh dia pergi untuk mencari uang demi sekolah dan makan anaknya sehari-hari. Tak seperti biasanya, yang di dapur hanyalah mbok Inem saja, ada seorang wanita yang saya tidak kenal, sekitar umur 30 tahunan yang berdiri dekat pintu dapur sedang berbicara dengan mbok Inem. Wanita itu tampak agak pucat, dan agak capek, mau tak mau aku pun mendengarkan pembicaraan mereka, karna aku berada dalam satu ruangan dengan mereka, dan aku pun mendengarkan pembicaraan mereka.
Wanita 30 tahun : "iya bu, Tuan A (saya rasa majikan dia) hampir tiap hari nyuruh saya untuk ngantri di kantor post, dan dia seenak hatinya saja menyuruh saya seperti itu, padahal saya setiap hari punya banyak tugas yang seabrek seperti mencuci, menyetrika, mengasuh anak-anak, memasak, mencuci mobil, dan banyak pekerjaan yang kasar lainnya."
Mbok Inem : "iya, apalagi aku Nah, tiap hari selama 20 tahunan lebih, aku bekerja juga pernah disuruh sama Nyonya buat ke kantor post atau gak bank untuk ngantri bayar ini itu lah, dan aku pernah sampai seharian mengantrinya." Mungkin pembicaraan dan keluhan-keluhan semacam itu sudah biasa terdengar di telinga saya yang tiap hari berbicara, nonton TV bareng mereka si mbok Inem dan mbak Asih, yang dua-duanya bekerja sebagai "pembantu" di rumah itu. Dari pembicaraan mereka, saya tahu sekali bahwa mereka sebenernya tidak suka ato merasa derajatnya direndahkan dengan sebutan sebagai "pembantu", mereka lebih suka dipanggil sebagai "orang kerja" dan saya pun dari dulu tidak suka yang namanya orang direndahkan derajatnya karena dia pembantu. Definisi pembantu disini adalah orang yang membantu pekerjaan rumah tangga, tapi kenapa sekarang ini artinya agak berubah dari arti sebenarnya, dan lebih condong ke arti budak/slave di abad 21 ini, daripada orang yang membantu. Realita para TKI dan TKW di Indonesia sungguh ironis sekali, mereka bekerja tak kenal waktu dan lelah demi uang yang tidak terlalu besar. Mereka rela mengorbankan waktu mereka dengan keluarga tercinta dan menjadi pahlawan devisa demi negara kita yang konon kaya akan hasil bumi dan kekayaan alamnya. Saya juga punya sahabat dekat semasa SMA, yang sekarang menjadi TKI di Serawak Malaysia, sekitar sebulan yang lalu dia menelefon saya dari Malaysia. Dia mengaku kepada saya, dia sekarang bekerja di kapal export- import di Serawak Malaysia dan dia juga mengaku kalau dia cuma diberi waktu buat istirahat maximal 8 jam sehari setiap hari, dan 8 jam itu sudah termasuk semuanya mulai dari makan, mandi, ngerokok atopun kegiatan diluar kerja, sisanya 16 jam dia harus bekerja kasar di kapal itu. Memang saya akui mereka para TKI dan TKW bekerja di luar negeri karna motif untuk mendapatkan gaji lebih banyak dibandingkan di dalam negeri tanpa harus mengeyam pendidikan formal yang lebih tinggi. Tetapi para orang yang memperkerjakan para TKI dan TKW itu seharusnya sadar bahwa mereka manusia juga yang butuh cukup waktu untuk hiburan, cukup tidur, makan cukup, jalan-jalan,refreshing dan juga bersembahyang dan bukan untuk disiksa, diperkosa, dan diberi jam kerja yang lebih dari jam kerja yang normal. Semoga saja perbudakan di abad 21 ini dapat dihilangkan dan sedikit demi sedikit orang sadar bahwa kita semua sama derajatnya walaupun kita beda bangsa, suku, agama, ras, dan warna kulit.
Distance is the worst thing that I am facing today maybe till the end of my life... Distance just separate me with a lot of people that I love... My family My best friends My friends My love I just can't understand why God created this distance for me?? Actually I used to feel the painfulness of the distance itself.... Almost everyday I feel the pain... The pain just so painful, and it can't be resisted easily..... I must go away fastly from a lot of great things... I know maybe it will be meaningful and useful for me someday.... Like the song someday we'll know by new radicals that I love to listen..... About songs, recently my life has been filled by those sad songs, and sad ending movies... I just love to watch those sad things.... I can't lie to myself that I am hurting so bad... It's like I can't reach something that I've thrown away..It has been gone perfectly in front of my eyes.... Someday we'll know love can move a mountain Someday we'll know why sky is blue... I'll be remembering you... I just can't forget about you... Maybe someday we'll know... I still be waiting for you overhere.. although you have been so far away from me... I will be waiting for you here.... as long as I am still breathing... If you need me just call me.. Let the time answer everything....
Saya Graha, hanya seorang manusia biasa..
Saya hidup dengan bahagia dan dikelilingi oleh teman, sahabat dan keluarga yang hebat!! salut buat mereka! :D